Muhammad Daffa Nur Asa Hatma namaku

Masa kecil adalah masa yang paling indah dan masa dimana semua kesenangan dan kebahagian datang tiada henti bagai air yang mengalir dari mata air di atas bukit ... seiring kasih sayang dari ayah dan bunda yang tiada henti ...
memang suatu rahmat dan karunia dari Allah SWT yang harus disyukuri ...

Radio Muslim

Jumat, 24 November 2006

Sebuah Catatan Perjalanan (2)

MaLiObOrO sAlAh SaTu KeInDaHaN dI kOtA gUdEg

Malam belum begitu larut Daffa, Ayah, Bunda dan Cici Na juga temen Cici Na (lupa namanya) selesai dari jalan-jalan di Malioboro Yogya.. Irama dangdut dan bermacam2 bunyi2an dari kampung tengah ( maksudnya perut udah keroncongan atau lapar ) mengharuskan kami untuk mampir di tempat lesehan ( lesehan adalah tempat makan yang duduknya ya.. dilantai atau tanpa kursi ya .. cukup duduk di atas tikar ). Lesehan terkenal di Yogya karena berada diemperan toko-toko sepanjang jalan Malioboro dan bukanya setelah toko-toko tutup ya...sekitar jam 9.00 WIB. Menu yang ditawarkan pada umumnya dan sudah dikenal adalah burung dara goreng, ayam goreng dan yang pastinya gudeg pasti selalu tersedia... Yang asiknya lagi banyak seniman lho ...ya iyalah...namanya juga Yogyakarta yang udah terkenal seninya... Maksud Daffa seniman2 itu saat kita asik menikmati makan atau bersantai dilesehan mereka akan menawarkan kepada kita untuk melukis wajah kita atau potret diri... Eh..ngomong2 Daffa makannya pesan ayam goreng dan Ayah pesannya burung dara goreng...wah sedap rasanya dan asik banget suasananya apalagi makan sambil dilukis...dan sambil dengerin para pengamen yang nyanyinya asik2...

LeSeHaN dI mALiObOrO uEnaAaAaK tEnAaAaN .......
Selesai dari lesehan kita jalan2 sepanjang Malioboro sampai ke arah benteng dan Gedoeng Agoeng atau Istana Presiden dan sambil cari2 andong untuk bawa kami pulang... terus terang Daffa maunya pulang naik andong ngak mau naik becak atau taksi... habis asik sich... kalo naik andong...sambil menikmati malam di kota gudeg...
Kalo bisa sich sambil dengerin musiknya Katon Bagaskara itu Grupnya KLA Project "Jogjakarta" judul lagunya... (itu omongan Ayah lho...karena katanya ingat kenangan waktu kuliah doeloe ...cie...cie...Nostalgia nich yee...).
Pulang ke kotamu... ada setangkup rindu dalam jiwa ...masih seperti dulu ...tiap sudut menyapaku bersahaja ...bla...bla...bla... Ayah aja yang nyanyi...itu juga terbata-bata...he..he..
lumayanlah untuk sebuah kenangan yang akan selalu diingat dan dikenang...biar buat cerita..iya..kan yah....

Kamis, 23 November 2006

Sebuah Catatan Perjalanan (1)

Pulau Borneo adalah salah satu pulau terbesar di Indonesia dan salah satu kota di sana adalah kampung halaman ayah (tempat kelahiran ayah) tepatnya di Kuala Kapuas atau yang biasa disebut Kota Air. Karena daerahnya di kelilingi oleh sungai atau air dan sungai terpanjang di Indonesia terdapat di Pulau ini yaitu sungai Kapuas, yang terbentang dari kalimantan tengah sampai dengan kalimantan barat. Daffa sempat menikmati indahnya dan asiknya di tepian sungai kapuas, waktu itu daffa dan keluarga ada Bang kiki, ka elva, adek tika, mang yayan, datuk, Ambi, Ayah bunda, om afat, cici na, papa mama ka elva pergi ke sana mengunjungi datuk dari Ambi dan sekalian ziarah ke makam datuk dan kebetulan sekalian silaturahmi bulan sawal setelah Lebaran. Oh iya daffa dan bunda belum pernah ketemu datuk dan keluarga di sana nama desanya Banama 2.

TePiAn
sUnGaI KaPuAs dI PuLaU BoRnEo

Letak desanya memang jauh dari rumah Ai dan Ambi di Palangka Raya (ibukota Kalimantan Tengah) dengan melalui perjalanan darat sekitar 5 jam dan kemudian dengan menggunakan klotok (transportasi air di Kapuas karena bunyinya tok tok tok) kami menyusuri sungai kapuas ketempat datuk kira2 perjalanan 1 jam.
Wah ... seru juga kalo naik klotok saat menyusuri sungai kapuas yang saat itu tengah di tutup asap karena pembakaran hutan untuk perkebunan kelapa sawit kata ayah makanya kabutnya agak tebal. Jadi pemandangan rumah dan hutan sepanjang sungai agak tertutup asap tapi itu tidak mengurangi indahnya tepian sungai kapuas.


Desa Banama 2 yang merupakan daerah yang termasuk areal sejuta hektar yang terkenal pada masa Pak Harto yang harapannya dulu bisa menjadi lebih baik sama halnya dengan desa2 lainnya di Indonesia, tapi hingga saat ini tidak banyak perubahan dari jalan yang setapak ya tetap aja setapak (tapi kata kakek daffa udah ada jalan besar tapi berada di belakang desa), jalan setapak adalah jalan penghubung antar warga di desa itu tepatnya di tepian sungai kapuas, oh iya listrik udah ada dan udah baik sich di banding dulu semua kata ayah lho...Datuk daffa hingga sekarang masih bertani menggarap sawahnya ... hebat ya ... datuk daffa walau udah tua tapi masih kuat katanya itulah sumber utama di daerah itu selain berkebun. Di tempat Datuk banyak buah2an ada mangga, rambutan, jambu air dan sebagainya sayang waktu daffa kesana belum masak kata datuk sekitar 1 bulan lagi akan masak dan buahnya banyak sekali jadi kalo udah musim dijual gak ada harganya...wah sayang sekali ya ... padahal daffa dengan yang namanya buah rambutan, mangga, jambu dan sebagainya adalah kesukaan daffa...